TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan potensi lobster di perairan Indonesia sangat besar. Bila dirunut dari Sabang sampai Merauke, komoditas ini bisa menghasilkan 27 miliar telur sepanjang tahun.
“Dengan asumusi satu lobster bertelur 500 ribu,” kata Edhy dalam diskusi publik bersama Bincang Karya (Bianka), Rabu, 15 Juli 2020.
Namun, menurut Edhy, potensi ini tidak akan berkembang seandainya lobster terus-menerus dibiarkan dilepas di laut. Sebab, seumpama telur lobster ditinggalkan di alam, kemungkinannya untuk bertumbuh menjadi dewasa hanya 0,02 persen. Itu artinya, 20 ribu telur hanya akan menghasilkan satu lobster.
Lain halnya bila lobster dibiarkan dibudidaya oleh nelayan. Ia mengungkapkan, melalui cara ini, Indonesia bisa menggenjot produktivitas lobster hingga 80 persen dari jumlah telurnya.
Budidaya lobster pernah dilakukan oleh nelayan tradisional pada era awal 2000-an lampau. Edhy mengungkapkan, kala itu para nelayan dapat meningkatkan produktivitas lobster menjadi 30 persen. Cara ini juga telah dilakukan oleh nelayan Vietnam hingga negara itu menjadi penghasil komoditas lobster terbesar.
Edhy menjamin budidaya lobster tidak akan memberikan ancaman terhadap kepunahan. “Orang berpikir kalau diambil akan hilang. Makanya si pengambil diwajibkan mengembalikan ke alam 2 persen untuk lobster yang sudah besar. Itu artinya (potensi jumlah lobster) 100 kali lebih banyak,” ucapnya.